

Halo good leader,
Ketika saya kerja pertama kali, saya rasanya gembira dan bisa kerja di Perusahaan yang lumayan terkenal. Dan saya di pimpin oleh bos saya yang luar biasa. Karena saya merasa saya anak baru, jadi saya kerja nya Rajin dan Happy nih. Temen – temen baru juga banyak membantu dalam bekerjasama permasalahan – permasalahan yang ada. Pokonya di tahun 1 sampai ke tahun 2 happ my friend.
Pada tahun ketiga saya sedang meeting dengan tim dan atasan saya, selama proses meeting saya mengutarakan pendapat, dan pendapat tersebut tidak diterima oleh atasan saya. Namun saya sempat meyakinkan bahwa pendapat itu lebih baik. Ehh malah saya di Omelin di depan teman – teman saya bahwa kamu tidak menurut dengan atasan. Sepertinya Bos saya marah sama saya nih, akhirnya saya minta maaf jika terjadi masalah tersebut.
Ini yang paling seru nih disini mulai gejolak hati yang luar biasa, Kenapa? Begini teman – teman, setelah masalah kemarin. Besoknya bos saya males menyapa saya, yang biasanya dia mengucapkan selamat pagi kepada saya, dan saya sudah mengucapkan selamat pagi tapi bos saya tetap cuek. Mulai nih hati saya gundah nih.
Hati gundah berikutnya adalah ketika itu saya kerja di bidang IT, sehingga saya mencoba belajar – belajar yang lain untuk membantu pekerjaan saya. Kerennya nih pada saat saya belajar, saya di tegur olah bos saya bahwa saya buang waktu dalam pekerjaan, karena saya melakukan yang tidak berguna.
Hati gundah berikutnya ketika saya dinas ke luar kota saya diminta laporan kerja dan saya mengerjakan sebaik mungkin berdasarkan cek list yang bos saya buat. Yang bikin pahit adalah ketika saya melaporkan hasil kerja pada saat Dinas tersebut. Bos saya bilang bahwa laporan saya jelek dan tidak bisa kerja, dan dia memanggil temen saya untuk dibandingkan laporannya jauh lebih baik dari pada saya. Padahal secara faktanya laporan teman malah banyak yang nggak diiisi secara lengkap dan teman saya mengakui bahwa laporan saya lebih lengkap dari pada nya. Tetapi tetap saya yang disalahkan karena itu.
Ketika itu teman – teman merasakan kepahitan saya, bahwa sepertinya saya memang sedang di tekan oleh bos saya karena kekuasaanya. Teman – teman saya hanya bisa menghibur saya. Ibaratnya nih saya batuk pun dah di anggap salah oleh bos saya. Sampai saya bingung sama Tuhan, kira – kira saya saya apa ya? Sampai begitu sekali bos saya kepada saya. Sepertinya sewenang – wenang kepada saya.
Karena sudah mentok, akhirnya saya memutuskan untuk puasa senin kamis, untuk meminta jalan keluar dari Tuhan. Saya melakukan tersebut kurang lebih dalam 1 bulan puasa senin kamis, sehingga badan saya lebih kurus (sebelum nya gendut) hehehe. Setelah sebulan, ternyata Tuhan kasih jalan saya dipindahkan ke departemen lain dengan otomatis bos yang baru dan saya pun mengenal dengan baik. Ketika saya di beritahu bahwa saya pindah di bos yang baru, saya merasa terima kasih sama Tuhan, karena Tuhan menolong saya.
Saking senangnya saya mengucapkan terima kasih kepada bos yang lama bahwa saya di pindahkan ke tempat lain.
Setelah beberapa tahun, bos saya yang pernah menekan saya keluar karena konflik dengan atasannya sendiri.
Pembelajaran yang di dapat adalah apakah pemimpin hanya untuk berkuasa dan menekan timnya, apakah akan berdampak negatif atau positif bati timnya?
Bagi saya pribadi hal tersebut akan menjadi bumerang bagi pemimpin tersebut, bagi secara langsung maupun tidak langsung dalam hidupnya.
Yuk saya dan anda sama – sama belajar untuk menjadi pemimpin yang baik dengan wujud melayani tim kita agar lebih baik lagi.
Salam semangat berkarya kasih kebaikan untuk hari ini.
Untuk diskusi lebih lanjut silahkan hubungi ke 0821-1166-8592
Leadership is Fun!
#growink #leadershipisfun


